9 Rumah Adat Ikonik untuk Dijelajahi di Indonesia

9 Rumah Adat Ikonik untuk Dijelajahi di Indonesia

Indonesia adalah negara kepulauan yang luas yang terdiri dari lebih dari 300 kelompok etnis yang hidup berdampingan. Setiap kelompok etnis memiliki budaya yang berbeda dengan seperangkat kepercayaan, pengetahuan, seni, hukum, dan adat istiadat yang unik. Budaya-budaya tersebut tercermin melalui segala sesuatu dalam hidup mereka, mulai dari identitas mereka, pertunjukan budaya, kerajinan tangan, hingga bagaimana mereka membayangkan rumah ideal mereka. Rumah yang ideal menurut masing-masing suku tersebut selanjutnya tercermin melalui rumah adat atau rumah adatnya. Rumah adat ini memiliki makna sosial bagi masyarakat. Mereka juga menunjukkan kecerdikan kelompok etnis berdasarkan arsitektur, lingkungan, dan organisasi spasial mereka. Setiap rumah adat di Indonesia juga mempertahankan tampilan yang khas. Penasaran dengan rumah adat ini? Kami telah mengumpulkan 9 rumah tradisional Indonesia yang ikonik di bawah ini, yuk simak!

1. Bolon, Sumatera Utara

Kadang-kadang juga dikenal sebagai rumah Gargo, rumah adat ini milik masyarakat Batak Sumatera Utara. Di masa lalu, rumah Bolon dihuni terutama oleh raja-raja Sumatera Utara. Rumah Bolon terdiri dari kayu dengan atap miring dan tiang penyangga kayu di bawah lantainya. Dinding luar rumah dihiasi dengan ornamen untuk mengusir pengaruh jahat. Ornamen-ornamen ini terdiri dari desain antropomorfik dan zoomorfik yang dilukis dengan warna-warna alami.

2. Gadang, Sumatera Barat

Berarti ‘rumah besar’ dalam bahasa Minangkabau, rumah Gadang milik orang Minangkabau di Sumatera Barat. Rumah adat ini disebut juga dengan rumah Bagonjong atau rumah Baanjuang. Rumah ini dikenal luas karena atapnya yang unik yang terlihat mirip dengan tanduk kerbau. Sebagai simbol persekutuan Minangkabau, rumah Gadang berfungsi terutama sebagai lembaga adat mereka. Kamar-kamar di dalam biasanya berjumlah ganjil dari tiga hingga sebelas, tergantung pada jumlah wanita dalam keluarga. Bagian luar rumah Gadang juga dihiasi dengan ukiran berbagai motif seperti tanaman, bunga, buah-buahan, atau bentuk geometris.

Baca Juga:  Tempat Wisata di Garut Paling Favorit

3. Joglo, Jawa Tengah

Rumah adat ini milik masyarakat Jawa di Jawa Tengah. Beberapa karakteristik populer dari rumah Joglo termasuk atap sirap piramida, teras yang luas, dan tiga pintu eksterior. Nama itu sendiri berasal dari kata Tajug Loro (Juglo) yang berarti ‘dua gunung’. Gunung dianggap suci menurut filosofi Jawa. Rumah joglo biasanya ditopang oleh empat tiang utama yang disebut saka guru. Secara filosofis, teras dimaksudkan untuk menjaga hubungan antar tetangga, sedangkan pintu mencerminkan keharmonisan dan keterbukaan penghuninya. Pada umumnya rumah joglo terdiri dari delapan ruangan yang masing-masing memiliki fungsi yang berbeda.

4. Bale Sakenem, Bali

Rumah adat Bali secara teratur terdiri dari satu kompleks dengan beberapa bagian di dalamnya. Setiap bagian memiliki tujuan yang berbeda. Bagian-bagian tersebut adalah Angkul-Angkul, Aling-Aling, Sanggah, Bale Mante n, Bale Sakenem (atau kadang disebut Bale Dangin atau Bale Gede), Bale Dauh, Bale Sakapat, Pawaregen, dan Klumpu/Jineng. Angkul-Angkul adalah gerbang depan kompleks itu sendiri. Aling-Aling berfungsi sebagai pembatas antara Angkul-angkuldan halaman. Sanggah berfungsi sebagai tempat ibadah pribadi bagi keluarga. Bangunan utama Bale Manten berfungsi sebagai tempat tinggal kepala keluarga dan pasangannya. Bale Sakenem berfungsi sebagai tempat untuk mengadakan upacara. Bale Dauh berfungsi sebagai tempat menerima tamu. Bale Sakapat berfungsi sebagai ruang rekreasi keluarga. Pawaregen berfungsi sebagai dapur tempat tinggal. Sedangkan Klumpu/Jineng berfungsi sebagai tempat penyimpanan padi-padian keluarga.

Baca Juga:  Socotra, Permata Tersembunyi di Tengah Samudra Arab

5. Tongkonan, Sulawesi Selatan

Terkenal dengan atapnya yang berbentuk perahu, rumah Tongkonan milik masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan. Rumah tersebut melambangkan martabat dan nilai kekeluargaan masyarakat Toraja. Rumah Tongkonan terutama berfungsi sebagai tempat tinggal masyarakat, baik untuk tempat tinggal, bersosialisasi, upacara, atau lumbung padi. Biasanya rumah dicat dengan empat warna utama yaitu merah, kuning, putih, dan hitam. Apalagi rumahnya sering dihiasi dengan kepala kerbau dan benda lain seperti kepala ayam atau patung naga.

6. Rumah Panjang Dayak (rumah betang), Kalimantan Tengah

Rumah adat orang Dayak dari Kalimantan Barat terkenal dengan panjangnya [U1]. Panjang rumah panjang Dayak biasanya mencapai 300 meter dengan sekitar 60 keluarga yang tinggal di dalamnya. Rumah ini juga dikenal dengan rumah panggung kayu yang tinggi yang dibuat untuk menghindari banjir. Rumah panjang Dayak dibuat dengan kayu kayu tahan lama yang dikenal sebagai kayu ulin Kalimantan atau ulin. Setiap keluarga tinggal di dalam kamar yang terpisah di seberang rumah.

7. Rumah Sasak, Nusa Tenggara Barat

Rumah adat ini milik masyarakat Sasak Nusa Tenggara Barat. Ini terutama terdiri dari bambu, jerami, alang-alang, dan kayu.

Ada banyak jenis rumah Sasak, yaitu Bale Lumbung, Bale Bonder, Bale Tani, Bale Jajar, Bale Kodong, dan Bale Gunung Rate. Jika membicarakan rumah Sasak, biasanya orang menyebut Bale Lumbung yang terkenal dengan bentuk atapnya yang melengkung. Seperti rumah adat lainnya, rumah Sasak mencerminkan kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat Sasak.

Baca Juga:  Wisata Eksotis Terbaik untuk Pecinta Satwa Liar di Indonesia

 8. Uma Kelada, Nusa Tenggara Timur

Uma Kelada biasanya dapat ditemukan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, khususnya di Desa Ratenggaro. Sebagai bagian dari warisan budaya Sumbe, rumah adat ini dikenal dengan atap jerami yang menjulang tinggi, yang tingginya tergantung pada status sosial penghuninya. Apalagi pondasi rumah Uma Kelada sebagian besar terbuat dari bambu. Tidak ada jendela yang dibuat di rumah ini, sebaliknya, cahaya dan udara masuk melalui celah-celah kecil di antara dinding bambu.

9. Honai, Papua

Tempat tinggal sederhana ini dapat ditemukan terutama di bagian timur Indonesia, khususnya di Papua Barat. Rumah Honai milik orang Dani. Tidak seperti rumah tradisional lainnya, seluruh keluarga tidak tinggal bersama di dalam satu rumah Honai. Sebaliknya, anggota keluarga laki-laki dan perempuan tinggal terpisah di rumah yang berbeda. Berbentuk seperti jamur, rumah ini hanya terdiri dari satu ruangan kecil dengan satu pintu. Rumah umumnya dibuat tanpa jendela untuk menangkal cuaca dingin dan binatang buas.